Dont let us slipped away, baby.
Erat tangannya menggenggam jemariku, “Aku gamau kamu kemana-mana.” Kecupan tertinggal di jemariku. “Aku enggak kemana-mana, konyol.” Dan keduanya tertawa, tawa yang mengudara adalah tawa paling bahagia yang pernah tercipta diantara keduanya.
Sung Hanbin dan wanitanya, Ia bisa sebut seribu mantra cinta penuh suka cinta dan penuh memuja. Matanya tidak pernah bohong, juga afeksinya yang menyiksa. Aku dihujani cinta sebegitu besarnya. Tangan besarnya yang masih berada di paha kananku merasakan intimasi begitu kuatnya, Ia handal dalam membuatku merasa selalu ada di dalam jangkauannya, di dalam lingkup cintanya.
Cinta-cinta-cinta. Sampai mau muntah aku menjelaskan cintamu.
“Kamu memang semau itu sama aku?” Tanyanya serius.
“Kalau gak mau, kamu udah aku turunin di rest area, sayang.” Ketukan kecil di paha wanitanya, dan senyum yang ia pahat sebegitu cantiknya. Magis yang ia buat membuatku terlena. Rasanya aku telah jauh tenggelam di kedua matanya yang melengkung saat ia tertawa, Ia adalah cinta.
“Okay, aku turun ya.” Mobilnya memelan, “Kenapa?” Ditanya yang lebih tua. “You asked for it though?” Dijawab tawa, lagi. “Kalau kamu turun nanti aku ngelewatin jalan ini sendiri, you know how much I hate loneliness and how much I treasure your presence?” Dan mobilnya masih memelan karena pipi lelakinya dicubit habis-habisan.